Sabtu, 13 Februari 2016

I'm done with the past.

Untuk kamu, Yang sempat hadir.

Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.
Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang tumbuh karena intensnya komunikasi. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.
Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.
Aku juga masih ingat betapa indahnya hujan kala itu. kau terus melajukan motor dengan cepat agar aku tidak lama terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu..

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.
Kau juga bukan kekasih pertamaku atau kedua. Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.
Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.
Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

Sabtu, 30 Januari 2016

Assalamu'alaikum.. Hati.

Apa kabar? Apa kau sudah lupa denganku? Mungkin aku pernah melakukan sebuah kesalahan hingga kau pergi jauh entah tak bisa lagi ku jangkau keadaanmu saat ini. Semoga Allah selalu menjaga setiap langkahmu. Aamiin
.
.
.
Aku tak pernah mencoba untuk membencimu, tidak!
Bahkan aku mencoba menjauhkanmu dari segala fitnah..
.
.
.
Menjauhkanmu dari cinta, cinta yang salah di mata Allah!! Cinta sesaat! Cinta yang penuh dengan zina! Cinta yang tak pernah menghasilkan sebuah pahala! Bahkan cinta yang membawa kita ke jurang kemaksiatan. Naudzubillah😢
.
.
.
Menjauhimu, karena aku sadar .. Setiap kata - kata yang ku lontarkan kepada seorang ikhwan akan menjadikanku melakukan sebuah khalwat!
.
.
.
Semoga tak ada benci diantara kita, justru sebaliknya.. Kita diam, saling mendoakan satu sama lain, meminta segala yang terbaik di mata Allah, dan menjaga hati untuk berlabuh di hati yang benar sesuai takdirNYA.
.
.
.
Inshaa Allah.. Allah akan memberikan cinta yang hakiki, kekasih yang halal.. Karena kejutan dari Allah tiada yang tahu dan pastinya selalu indah untuk para hambaNYA.
Maka bersabarlah wahai hati❤💙💚💛💜

Senin, 07 Desember 2015

Tugas bahasa Indonesia - TATA TULIS

                                           TUGAS BAHASA INDONESIA                      
TATA TULIS


Anggota Kelompok :
Andini Nur Hidayah (43A87006130141)
Ismantina (43A87006130299)
Fadli (43A87006130658)
Rezi Tri Hatmaka (43A87006130159)
Awaludin Nur (43A87006130164)
Kelas :
S1/TI/3C/P
Dosen :
Dedeh Hetty, Dra.

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK BANI SALEH BEKASI
2014

ABSTRAK
Setiap bahasa memiliki aturan penulisan tersendiri, baik itu dalam tata bahasa atau tata tulis sendiri. Oleh karena itu, penulis harus mengetahui aturan-aturan tersebut agar hasil karyanya dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Tata tulis bahasa indonesia dikenal dengan EYD(ejaan yang disempurnakan). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Departemen Pendidikan Nasional sebagai standar baku dalam penulisan bahasa Indonesia.
















KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Tata Tulis dalam Bahasa Indonesia”. Suatu permasalahan untuk membuktikan bahwa bagaimana cara penulisan bahasa yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia dan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Tata tulis bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD, yang dapat membantu kita dalam memaksimalkan pembuatan karya tulis dengan baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Harapan agar mahasiswa mampu menggunakan tata tulis dengan baik dan benar. Sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “bahasa Indonesia”.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
a)      Ibu Dedeh Hety, selaku dosen mata kuliah “Bahasa Indonesia.
b)      Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Demikian makalah ini
kami buat semoga bermanfaat.

Bekasi, 19 November 2014


   Penyusun
DAFTAR ISI
Abstrak ...................................................................................................................   2
Kata Pengantar ......................................................................................................... 3
Daftar Isi .................................................................................................................   4
Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 5
1.1.            Latar Belakang .............................................................................................  5
1.2.            Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3.            Tujuan ..........................................................................................................  5
1.4.            Manfaat ......................................................................................................... 6
Bab II Landasan Teori............................................................................................... 7
Bab III Isi dan Pembahasan ...................................................................................... 9
3.1.      Tanda Baca ....................................................................................................            9
3.2.      Ejaan ............................................................................................................. 11
3.3.      Huruf Kapital atau Huruf Besar ................................................................... 14
3.4       Pemenggalan Kata ........................................................................................ 16
Bab IV Kesimpulan ...........................................................................            .....................   18
Daftar Pustaka ..................................................................................................         19






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Tata tulis bahasa Indonesia telah berlaku sejak tahun 1972, penulisan bahasa indonesia sendiri harus mengikuti aturan yang telah tercantum dalam pedoman umum yang telah disempurnakan. Hampir semua masyarakat baik itu pelajar, mahasiswa ataupun pekerja juga harus mempelajari tata tulis dalam bahasa Indonesia. Misalnya, mahasiswa harus mengetahui bagaimana tata tulis yang baik dan benar untuk pembuatan skripsi ataupun proposal. Untuk itu maka mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus ada dalam penulisan karya tulis tersebut.
Dalam tata tulis bahasa Indonesia maka kita harus memperhatikan kaidah-kaidah yang ada dalam tata tulis. Seperti kaidah dalam pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, dan pungtuasi atau tanda baca. Untuk itu kita harus memahami dan mempelajari aturan dalam tata tulis bahasa Indonesia dengan baik dan sesuai  EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam pedoman yang dibuat oleh Menteri Pendidikan Nasional tentang pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1.2.         Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan tata tulis bahasa Indonesia?
2.        Bagaimana penggunaan ejaan dan penulisan huruf dalam kaidah tata tulis bahasa Indonesia?
3.        Bagaimana penggunaan tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia yang baik dan benar?
4.        Bagaimana pemakaian huruf kapital yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia?

1.3.         Tujuan
1.        Mahasiswa memahami apa itu tata tulis bahasa Indonesia.
2.        Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan ejaan dan penulisan huruf.
3.        Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan tanda baca.
4.        Mahasiswa memahami pemakaian huruf kapital dengan baik dan benar.

1.4.         Manfaat
1.        Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksut dengan tata tulis dalam bahasa Indonesia.
2.        Mahasiswa mampu memahami penggunaan ejaan dan penulisan huruf yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia.
3.        Mahasiswa mampu menggunakan tanda baca dengan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa Indonesia.
4.        Mahasiswa mampu menggunakan EYD(Ejaan Yang Disempurnakan) sesuai dengan pedoman bahasa Indonesia yang dibuat oleh Mentri Pendidikan Nasional.
5.        Mahasiswa mampu menggunakan huruf kapital yang baik dan benar.











BAB II
LANDASAN TEORI

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tata tulis adalah aturan yang digunakan dalam pemakaian bahasa sehingga bahasa tersebut dapat terpelihara sesuai dengan proses perkembangannya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kaidah bahasa merupakan suatu himpunan sebagai patokan umum berdasarkan struktur bahasanya.

Macam-macam tata tulis:
a.       Tanda baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

b.      Dalam pemakaian huruf
v  Abjad : abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf A sampai huruf Z.
v  Huruf vokal : Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,e,i,o, dan u.
v  Huruf konsonan : Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,o,r,s,t,v,w,r,y, dan z.
v  Huruf diftong : dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,au, dan oi.
v  Gabungan huruf konsonan.

c.       Huruf Kapital
Huruf Kapital disebut juga Huruf Besar. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus ( lebih besar dari huruf biasa ), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.

d.      Ejaan adalah suatu aturan dalam penulisan yang mengcangkup tentang tata cara penulisan kata/kalimat, pemisahan dan penggabungan kata, serta penggunaan tanda baca. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (yang merupakan kata, kalimat dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (yang diwakili oleh huruf-huruf) serta penggunaan tanda bacanya. Secara khusus, ejaan diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan menggunakan huruf, baik huruf demi huruf, ataupun huruf yang sudah tersusun menjadi sebuah kata, frasa, ataupun kalimat.
e.       Menurut B. S. Kusno (1986:31) yang dimaksud dengan imbuhan adalah morfem terikat (secara morfologis), yang penulisannya diletakkan pada morfem lain, dan berfungsi membentuk kata jadian.











BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

3.1.         TANDA BACA
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Jenis tanda baca :
Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
  • Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka
Contoh:
Abd. Razaq , SPd
Drs. H. Kholilurrahman
Prof. Ir. Arie Musthofa
1. Ketuhanan yang maha esa (bait pertama dari pancasila)
  • Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
Contoh:
jika kamu bukan hewan, jin, tau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.
  • Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.
Contoh:
Kamu jangan egois (mementingkan diri sendiri).
Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.
  • Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
Contoh:
Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa yang Berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'.
  • Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
Contoh:
Arie  : "Hey!"
Ririn : "Hey juga.Gimana kabarmu?"
Arie  : "Saya baik! Kamu?"
Ririn : "Alhamdulillah, saya juga baik."
(Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)
  • Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
Contoh:
Hey......., jangan lakukan itu!.
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan           bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
  • Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Contoh:
Hey friend, kamu mau kemana besok malam?
  • Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
Contoh:
Kita harus pergi bersama-sama, supaya acara kita         semakin seru.
  • Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
Contoh:
Saya adalah manusia: punya mata, telinga, hidung,      kaki, tangan, dan rambut.
3.2.         EJAAN
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu
  1. aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
  2. aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
  3. aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

A.     Ejaan yang disempurnakan atau EYD
Ejaan yang disempurnakan atau EYD terdiri dari 26 grafem tunggal dan fonem sebagai berikut:
  • Aa (a) /a/
  • Bb (be) /b/
  • Cc (ce) /c/
  • Dd (de) /d/
  • Ee (e) /e/ , /ə/ ,/ε/
  • Ff (ef) /f/
  • Gg (ge) /g/
  • Hh (ha) /ha/
  • Ii (i) /i/
  • Jj (je) /j/
  • Kk (ka)/k/,/?/
  • Ll (el) /l/
  • Mm (em) /m/
  • Nn (en) /n/
  • Oo (o) /o/, /ɔ/
  • Pp (pe) /p/
  • Qq (ki) /k/
  • Rr (er) /r/
  • Ss (es) /s/
  • Tt (te) /t/
  • Uu (u) /u/
  • Vv (fe) /te/
  • Ww (we) /w/, /W/
  • Xx (eks) /k/+/s/
  • Yy (ye) /y/
  • Zz (zet) /z/
B.     Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u. Contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti api, padi, lusa. Dalam vokal e seperti enak, petak, sore, sedangkan dalam vokal i contohnya itu, simpan, murni. Serta dalam vokal o seperti oleh, kota, radio, dan terakhir pada vokal u contohnya ulang, bumi, ibu. Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
C.     Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
D.     Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. Contoh penggunaan diftong ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, malaikat, pandai.  Sedangkan pada diftong au seperti aula, saudara, harimau. Serta pada diftong oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti boikot dan amboi.
E.     Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf konsonan bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.
F.      Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia
a.     Prinsip morfologis
Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian.  Dua kaidah tersebut adalah:
  • Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.
  • Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.
b.      Prinsip historis/tradisional
Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:
  • Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.
  • Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.
  • Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.
  • Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.
  • Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.
  • Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.
  • Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.

3.3.         HURUF KAPITAL ATAU HURUF BESAR
1.        Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh : Mahasiswa Menulis
2.          Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :  Mahasiswa bertanya, “Kapan kita ujian?”
       “Kapan kita ujian?” tanya mahasiswa.
       Kapan kita ujian?
       “Besok kita ujian,” jawab Anto
       Besok kita ujian.
3.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertma dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh : Maha Kuasa, Al – Quran
4.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama, nama, gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh : Nabi Muhammad SAW, kanjeng, Cut Nyak Dien, Sultan Hamengku, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii.
5.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama, unsur nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Joko Widodo
6.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh : Andini Nur Hidayah
7.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama; nama dasar, suku, bahasa.
Contoh : Suku Jawa
8.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh :  Tahun Hijriah, Idul Fitri, Sumpah Pemuda,         Proklamasi Kemerdekaan.
9.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh : Danau Toba, Teluk Benggala, Jazirah Arab, Selat       Malaka.
10.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dokumen resmi.
Contoh : Departemen Pemerintah dan Luar Negeri Republik Indonesia.
11.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama bentuk ulang sempurna yang terdapat pada badan lembaga pemerintah, ketatanegaraan dan dokumen resmi.
Contoh : Perserikatan Bangsa - Bangsa
12.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama buku – majalah, surat kabar dan judul karangan kecuali kata tugas.
Contoh :   Kompas, Sinar Abadi dan Bahasa dan Sastra           (Apabila judul).
13.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan gelar, pangkat dan sapaan.
Contoh : Tn. Ny. Dr. Dokter
14.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sapaan kekerabatan.
Contoh :  Pergi ke mana, Dik?
Di mana buku saya, Kak?

3.4.         PEMENGGALAN KATA
a.         Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan,pemenggalan itu dilakukan antara kedua huruf vokal itu.
Contoh : ma-in, sa-at, bu-ah.
b.        Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh : a-nak, ba-rang, su-lit.
c.         Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Contoh: man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, ap-ril.
d.      Jika ditengah ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Contoh : in-stru-men, ul-tra, bang-krut, ben-trok.
e.       Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkaian dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh : makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.
f.         Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satunya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan :
1.    Diantara unsur – unsur itu atau,
2.    Pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah diatas.
Contoh : bio - grafi, bi – o – gra - fi, foto - grafi, fo – to – gra –fi , intro - speksi, in – tro – spek - si, kilo - gram, ki – lo - gram, kilo - meter, ki – lo - me- ter, pasca – panen, pas – ca – pa - nen.




BAB IV
KESIMPULAN

Kaidah bahasa merupakan aturan pemakaian bahasa agar bahasa itu tetap terpelihara dalam perkembangannya. Dalam berbahasa, kita harus mengikuti kaidah sehingga bahasa kita menjadi terpelihara dengan baik, sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Ejaan, pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan pemenggalan kata dalam ragam tata tulis sangat penting karena hal tersebut mencangkup tata cara penulisan, kelengkapan tanda baca, penulisan kalimat yang lengkap dan pemilihan kosakata yang digunakan. Karena tulisan berbeda penyampaiannya (tulisan harus dibaca), sedangkan pengucapan bahasa dapat langsung dilakukan maka ejaan yang tepat dapat membantu pembaca untuk memahami informasi yang diberikan penulis melalui tulisannya.











DAFTAR PUSTAKA